Jumat, 19 Februari 2016

Hello :D (Natasya's page)

Haiiiiii...

Oke, ini keliahatannya basi banget ya, tapi selamat datang!!!

Udah lama banget blog ini sepi karenan memang ya, saya jarang post. -,-
Sebenarnya ada banyak banget faktor yang melatar belakangi kenapa saya tidak sering lagi 'post' sesuatu disini. Tapi dibalik banyaknya alasan itu, ada satu alasan yang paling unggul dari semua. Yaitu, KEMALASAN. Maleeeeeess banget.

Ampun dah. Apalagi kalau udah disuruh menghadap tugas bejibun dan harus diselesaikan hari itu juga karena sering mangkir dari kelas. Oya, hanya untuk informasi, jangan seneng kalau kalian sering dispen. Oke, kalian memang bisa kabur di jam tertentu yang bikin suntuk atau apalah itu. But beware, tugas dan deadline(s) akan menghantui sampai-sampai kalian kehilangan waktu tidur kalian.

Juga jangan berpikir orang yang dispen itu enak banget kehidupannya. Ought to be, mereka jarang tidur, nyiapin buat loba/rapat/ apapun itu. In my case, saya rasanya ga pernah dispen karena persiapan acara sekolah rutinan. Karena... Saya sering 'mangkir kelas' buat persiapan mengikuti lomba.

Jadi.... Anggaplah kali ini saya sedang curhat oke?



Pada lembar ini, saya sengaja mau curhat. Curhat pokoknya!!! Sambil sharing juga, yakali di antara kalian ada yang senasib sama saya -.-

Kalau kalian sering ngorek-ngorek isi blog ini, kalian akan menemukan fakta bahwa saya masih pelajar. Masih pelajar SMA malahan, walau banyak banget yang bilang bahwa saya lebih pantasi dikatakan 'anak fresh graduate'

Di tahun 2015 kemarin, Alhamdulillah saya diberi kesempatan untuk mengikuti berbagai macam lomba. Walau ya, intinya semua lomba yang saya ikuti itu related banget sama kecakapan dalam berbicara. Entah itu debat agama, debat hukum, debat bahasa Indonesia, debat bahasa Inggris, speech contest, dan ya yang semacamlah.

Awalnya rada alay kumaha kitu nya, apalagi pas tahu jadi perwakilan lomba debat bahasa Inggris dari sekolah. Merasa ga pantes? Iya banget. Apalah diriku ini di masa itu. Kami harus mengikuti seleksi, -buat jadi perwakilan sekolah aja harus tetap diseleksi bos. Setelah proses seleksi, akhirnya terpilah 3 orang untuk dijadikan satu tim. Ngelirik yang kanan, dia (perempuan) pinter banget, bukan cuman di bahasa tapi diseluruh mata pelajaran. Dia juga salah satu murid idola (karena kempintarannya) di sekolah saya. Lihat yang kanan, bahasa Inggrisnya udah cas ces cos. Lah saya? Merasa di bawah mereka sekali.

Latihan dilakukan selama 2 minggu full tanpa masuk kelas. Ikut dilatih sama guru, kami bertiga nyantai. Eh, ketika mendekati hari H, mulailah dikeluarkan para Master debat tahun kemarin. Yang membuat saya dan rekan-rekan lebih terpesona adalah dengan adanya pembicara terbaik di Jawa Barat -yang bersekolah di sekolah yang sama dengan saya- untuk melatih.

Minder pisan ngeliat si teteh unjuk kebolehan berbahasa Inggrisnya, British banget. MAlu elah, sama kami yang bisanya logat Australia sama Amerika. Wejangan-wejangan dari dia cukup membantu sampai kami loba. Di hari H, lomba di mulai dari jam 7 pagi sampai 11 malam. Hey, aku ga tahu pengalaman kalian bagaimana, tapi di daerahku, lomba debat tingkat kabupaten di satu harikan. Itu yang namanya wajah kami cemong dan mendadak pengen pulang karena badan pegal-pegal semua. Otak juga sih, otak rasanya udah ngejerit pengen tidur. Ya, coba bayangkan diforsir terus ngomong sampai jam 12, adu pendapat, sama pinter-pinter ngungkapin biar hati juri kepincut.

Singkat kata, kami kecewa karena ada beberapa poin lemah yang ga bisa saya sebutkan yang membawa kami hanya menjadi juara 3. Tapi tak apa, toh dua pembicara terbaik muncul dari kami. Yaitu saya dan rekan saya yang saya ceritakan pintar sekali itu. Kami tembus provinsi, tapi memang bukan rezekinya ya, cuman sampai peringkat 10. tengsin juga, mengingat kakak kelas kami dahulu berhasil menjadi juara 2 di provinsi.

Beralih ke debat bahasa Indonesia (hanya debat Indonesia dan Inggris saja yang sukses mengantarkan saya untuk mencicipi lomba tingkat provinsi)

Debat bahasa Indonesia juga saya ditemani oleh rekan sayan yang pintar sekali itu (oke, untuk memudahkan, panggil saja dia Nci -dia bukan keturunan Tionghoa hanya saja memang lebih mudah memangil namanya dengan sebutan itu).

Nci dan saya seperti sudah di satu paketkan apabila ada lomba yang membutuhkan kerja tim. Kami selalu berada di tim yang sama. Walau pertama-tama, saya akui cukup alot untuk membuka diri masing-masing. Sebab kami berdua memiliki sifat dominan yang tinggi. Sama-sama kekeuh dan ga mau kalah. Lomba debat bahasa Indonesia juga prinsipnya sama dengan debat bahasa Inggris. Hanya saja penggunaan bahasanya yang berbeda. Saya rasa ini cukup jelas.

Di event ini, saya dan Nci gencar sekali melakukan aksi SKSD. Nanya namalah, alamatlah, padahal yakin banget alamat itu ga akan kita datengin. Singkat cerita, kami punya teman banyak. Kami satu tim, menginap di hotel Pesona Bamboe, menghabiskan 3 hari 2 malam disana. Ternyata eh ternyata kawan, banyak juga anak debat bahasa Inggris yang mengikuti acara ini. Dasar basicnya debat, ya balik lagi ke debat.

Kami mulai galau dan gundah melihat situasi lomba. Mulai ga sreg, pengen pulang, bahkan sampai pengen mecahin barang apapun. Ya, Hei!!! Siapapun yang ikut Lomba GALAKSI tingkat provinsi di Jawa Barat, mungkin kalian tahu saya? Hihi, kepedean. Padahalmah, ga terlalu terkenal juga saya disana, Aksi SKSDnya kurang mantap euy. 

Saat pengumuman hasil lomba di hari terakhir, saya mulai menghitung dalam hati, beharap sekali kalau kabupaten kami disebut. Dan tambah galau lagi, pas tahu akang jagoan saya yang saya jagokan di lomba iklan ga menang. Ngedumel lah dalam hati. Astagfirullah...

Nama saya tiba-tiba disebut. Nama saya. Saya bingung. Teman-teman satu kabupaten mulai nepuk-nepuk bahu biar maju kedepan. Lah? Saya harus ngapain? Koprol?

Mata saya tertuju ke arah rekan satu tim debat, melihat mereka seolah tidak percaya dengan kenyataan yang ada. Ya jelas, kemampuan saya yang kayak gini dibilang best speaker dengan urutan terbaik yang bukan main pula. Saya berulang kali melemparkan tatapan meminta maaf yang sebesar-besarnya, karena merasa ada orang lain yang lebih pantas untuk berdiri di depan menggantikan posisi saya.

"Cieee Mrs.Best speaker ke dua, cieeee" Enthalah, guyonan mereka saat itu terdengar sama sekali tidak lucu di telinga saya. Minder atuh. Ini nih jeleknya saya, minderan, insecuran-an. Hey kamu yang sedang membaca, jangan sampai kayak gini yaaaa :D





Dan berakhirlah curhatan geleuhnya saya. Buat kalian, jangan pernah takut buat ikut lomba apapun, jangan pernah takut buat daftarin nama di event yang mampu mendukung kamu kearah yang baik. Ingat, ga ada satupun manusia yang berhak menghalangi mimpi kamu. Adapun yang tahu lebih baik adalah Allah.

Sekian dan terimakasih karena sudah menyempatkan diri untuk membaca. ;)

Bonus gambar kegiatan ada di atas ya ;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar